Anti Gagal ! Cara Kreatif Membuat Aromaterapi di Rumah yang Wanginya Tahan Lama

Rangkaian bahan untuk sesi aromaterapi di rumah yang diletakkan di atas talenan kayu, terdiri dari seikat kayu manis, cengkeh, kelopak bunga kering, dan lilin yang menyala, menciptakan suasana relaksasi yang alami.

Anti Gagal ! Cara Kreatif Membuat Aromaterapi di Rumah yang Wanginya Tahan Lama

Lelah setelah seharian beraktivitas? Rasakan sendiri keampuhan aromaterapi di rumah dari rempah kering untuk mood lebih baik dan tidur nyenyak. Solusi hemat dan efektif. Temukan resep rahasianya di sini!

 Rangkaian bahan untuk sesi aromaterapi di rumah yang diletakkan di atas talenan kayu, terdiri dari seikat kayu manis, cengkeh, kelopak bunga kering, dan lilin yang menyala, menciptakan suasana relaksasi yang alami.

Aromaterapi adalah metode terapi alami yang memanfaatkan aroma dari minyak esensial atau bahan beraroma alami (misalnya bunga, daun, batang, kulit kayu, rempah, buah) untuk:

  • menenangkan pikiran,
  • meningkatkan suasana hati,
  • membantu relaksasi tubuh,
  • dan dalam beberapa kasus memberi manfaat kesehatan (misalnya meredakan stres, sulit tidur, sakit kepala ringan, atau masalah pernapasan).

Sejarah Aromaterapi di Nusantara Berbasis Rempah Kering

Penggunaan aromaterapi di Nusantara tidak bisa dilepaskan dari kekayaan rempah-rempah yang sejak berabad-abad lalu telah menjadi pusat perhatian dunia. Berbeda dengan konsep modern “aromatherapy” yang dipopulerkan di Eropa pada awal abad ke-20 melalui ekstrak minyak atsiri, masyarakat Nusantara sejak dulu telah mengenal pemanfaatan aroma alami dari rempah kering, bunga, dan daun sebagai bagian dari kesehatan, ritual, dan estetika.

Kemudian pada abad ke 17 di Perancis, muncul istilah potpourri yang dikenal di Eropa sebagai campuran bunga dan rempah kering pewangi ruangan, praktik aromaterapi di rumah sebenarnya sudah lama hidup di Nusantara, hanya dengan nama dan konteks budaya berbeda.

Potpourri Versi Nusantara

1. Jawa – “Bunga Setaman” dan Pengasapan Rempah

  • Bunga setaman (campuran bunga mawar, kenanga, melati, kadang cempaka) yang dikeringkan sering dipakai untuk tabur bunga dan pewangi ruangan dalam upacara adat.
  • Di rumah Jawa kuno, dikenal tradisi ngasapi: membakar rempah kering (serai, cengkih, kapulaga, kayu manis) bersama arang kecil untuk menyegarkan udara, mirip fungsi potpourri yang dibiarkan menyebarkan aromaterapi di rumah
  • Untuk acara pernikahan atau mitoni (tujuh bulanan), bunga dan rempah kering sering diletakkan dalam wadah cantik (kendil, bokor kuningan) sebagai penghias sekaligus penyegar.

2. Bali – “Boreh” dan Sesajen

  • Dalam tradisi Bali, boreh (baluran tubuh dari rempah kering seperti cengkih, pala, beras tumbuk, dan kayu manis) selain untuk kesehatan juga menghasilkan aroma terapeutik.
  • Sesajen yang ditaruh di rumah, pura, atau jalan-jalan sering memuat bunga kering dan rempah harum sebagai persembahan, sekaligus memberikan aroma  terapi di rumah dan lingkungan sekitar

3. Minangkabau dan Sumatra – Dupa Rempah

  • Di Minangkabau dikenal tradisi mambuek kemenyan: membakar campuran kemenyan, kulit kayu manis, bunga kering, dan getah damar untuk pengharum ruangan dalam acara adat.
  • Mirip potpourri, rempah kering ini biasanya disimpan dulu, lalu dipakai saat upacara adat atau penyucian rumah.

4. Kalimantan dan Maluku – Rempah Kering sebagai Pewangi Ruangan

  • Di Kalimantan, masyarakat Dayak menggunakan daun dan bunga kering wangi sebagai penolak bala, ditempatkan di wadah di sudut ruangan sebagai aroma terapi di rumah.
  • Maluku, pusat cengkih dan pala, punya tradisi menyimpan rempah kering dalam wadah anyaman bambu untuk mengharumkan rumah dan pakaian, fungsi yang sangat mirip potpourri Eropa.

Ciri Unik “Potpourri Nusantara”

  • Tidak sekadar hiasan, tapi sarat makna ritual (penyucian, tolak bala, simbol kesuburan).
  • Bahan lokal: bunga setaman, cengkih, kayu manis, kapulaga, pala, kenanga, melati, cempaka.
  • Wadah tradisional: bokor kuningan, kendil tanah liat, wadah anyaman bambu, bukan mangkuk kaca seperti di Eropa.
  • Kadang dipadukan dengan pengasapan (dupa, kemenyan, rempah dibakar), bukan hanya dibiarkan kering.

Saat ini, potpourri tidak lagi lekat dengan makna ritual atau hal-hal mistis sebagaimana pada masa lalu. Ia hadir sebagai campuran bunga dan rempah kering yang sederhana namun fungsional, berperan sebagai aroma terapi di rumah sekaligus elemen dekoratif yang indah. Aroma hangat dari cengkih, kayu manis, atau bunga setaman memberi nuansa tenang, segar, dan nyaman, menjadikan potpourri bagian dari gaya hidup modern yang mengutamakan kealamian tanpa kesan menyeramkan. 

Sebuah mangkuk keramik merah berisi bahan-bahan alami untuk aromaterapi di rumah, menampilkan kacang kenari utuh, kayu manis, dan bunga lawang yang siap menebarkan keharuman hangat dan menenangkan di ruangan.

Bahkan dunia perhotelan pun telah mengadopsi konsep pengharum alami berbasis rempah dan bunga. Sebagaimana diberitakan dalam artikel “Why Hotels in Indonesia Smell Like Lemongrass, and Why You’ll Never Forget It”, banyak hotel berbintang di Indonesia memanfaatkan serai (lemongrass) sebagai aroma khas untuk menyambut tamu di lobi maupun kamar. Tren ini menunjukkan bahwa penggunaan bahan alami seperti rempah dan bunga kering—yang sejalan dengan konsep potpourri modern—telah berkembang menjadi standar elegan dalam menciptakan suasana yang segar, menenangkan, dan berkelas.

Berikut 5 langkah mudah untuk membuat aromaterapi di rumah dengan Potpourii dengan bahan rempah kering Nusantara;

1. Siapkan Bahan Utama (Rempah Kering)

  • Kulit kayu manis kering (50 g) → aroma manis hangat.
  • Cengkeh utuh kering (30 g) → wangi pedas segar + fixative tambahan.
  • Bunga lawang / pekak kering (20 g) → aroma eksotis + bentuk dekoratif.
  • Kapulaga kering (15 g) → aroma segar dan hangat.
  • Serai kering (batang dipotong tipis) (20 g) → segar dan sitrus.
  • Daun jeruk purut kering (10 g) → menambah kesegaran.
  • Kulit pala kering (fuli/mace) (10 g) → wangi hangat berempah.

Sebagian rempah kering ini juga diproduksi Koperasi Wahana Mandiri Indonesia. Cek katalog produknya di sini.

2. Siapkan Bahan Pendukung (Opsional)

  • Potongan kulit jeruk kering / lemon kering → memberi warna cerah.
  • Bunga kering (mawar, melati, kenanga) → mempercantik tampilan.
  • Daun pandan kering → menambah wangi khas Nusantara.

3. Siapkan Fixative

Dalam dunia potpourri, fixative adalah bahan pengikat aroma. Fungsinya: menyerap, menyimpan, dan melepaskan aroma minyak esensial atau rempah secara perlahan, sehingga wangi potpourri bertahan lebih lama. Minyak esensial kita ganti dengan rempah kering khas Nuasantara.

  • Kayu manis bubuk (1 sdt) atau cengkeh bubuk (1 sdt) → campurkan rata, akan menahan aroma lebih lama.

Jadi, fixative adalah kunci rahasia kenapa potpourri premium bisa bertahan lama aromanya.

4. Siapkan Wadah

  1. Kantong Kain Tipis (Organza/Cotton/Flanel)
    • Praktis, murah, dan wangi tetap keluar.
    • Cocok untuk sachet di lemari, laci, atau mobil.
  2. Toples Kaca Dekoratif
    • Transparan, menonjolkan keindahan warna potpourri.
    • Bisa ditutup rapat untuk menjaga aroma lalu dibuka saat dipakai.
  3. Anyaman Bambu atau Rotan
    • Ramah lingkungan, bernuansa natural.
    • Bisa dipadukan dengan desain rustic atau tradisional.
  4. Keramik atau Gerabah
    • Cocok untuk ruangan bergaya etnik/minimalis.
    • Menambah nilai artistik sekaligus tahan lama.
  5. Kotak Kayu Ukir / Wooden Box
    • Premium look, cocok untuk gift set.
    • Bisa diberi ventilasi kecil untuk sirkulasi aroma.
  6. Jar Lilin Bekas / Mason Jar
    • Hemat biaya dan ramah lingkungan (upcycling).
    • Tinggal dihias pita atau label cantik.
Sebuah stoples kaca berisi potpourri bunga dan rempah kering yang dipegang dengan lembut, sebuah ide DIY yang mudah untuk menciptakan pengalaman aromaterapi di rumah dengan wewangian tahan lama.

5. Eksekusi

  1. Siapkan semua rempah dalam keadaan benar-benar kering (bisa dijemur 2–3 hari atau dipanaskan sebentar di oven suhu rendah ±60°C). Bisa juga kontak Koperasi WMI yang menyediakan jasa pengeringan rempah dengan Teknologi Solar Dryer Dome (SDD).
  2. Campurkan rempah-rempah dalam wadah besar.
  3. Tambahkan bubuk fixative (cengkeh/kayu manis). Aduk perlahan agar rata.
  4. Simpan campuran dalam wadah kaca/toples tertutup rapat selama 5–7 hari → agar aroma menyatu sempurna.
  5. Setelah “matang”, masukkan ke wadah cantik: kantong organza, toples kaca, atau keranjang anyaman untuk dipasarkan.

Kelebihan aromaterapi di rumah dari rempah-rempah kering;

  • 100% bahan lokal, mudah didapat di pasar tradisional maupun sentra produksi rempah terdekat
  • Hemat biaya karena tanpa essential oil.
  • Aroma khas rempah Nusantara (hangat, segar, menenangkan).
  • Ada manfaat tambahan: beberapa rempah berfungsi sebagai repellent alami untuk nyamuk/serangga kecil.

Ingin langsung mencoba? Dapatkan rempah kering berkualitas tinggi dari Koperasi Produsen Wahana Indonesia untuk bahan Potpourrii.  Klik di sini untuk memulai petualangan aromatik Anda!”